Web Analytics
FLASH ARTIKEL
Dibaca 2340 X

Islam dan Cinta


“Aku cinta kamu, aku tidak bisa hidup tanpamu!”

 Ini adalah contoh gombalan cinta terhadap pasangan. Di zaman sekarang ini, pasangan kekasih adalah segala-galanya. Seakan-akan pasangan kekasih adalah tujuan hidup kita diciptakan. Namun tahukah kalian siapa yang sebenarnya layak kita cintai di urutan pertama? Apakah pasangan kekasih? Tentu tidak.

Cinta Pertama

Cinta pertama kita adalah kepada Allah SWT.

Firman Allah:

لِلَّهِ حُبًّا أَشَدُّ آمَنُوا وَالَّذِينَ

“… Dan mereka yang beriman amat berat cintanya kepada Allah. ...” (Q.S. Al-Baqoroh ayat 165)

 Cinta kepada Allah ialah mengikuti dan mencintai duta Allah. Siapakah duta Allah? Dialah kekasih Allah dan Rasul Allah, yaitu Muhammad SAW. Allah SWT berfirman:

 

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Katakanlah wahai Muhammad: “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Nabi Muhammad); maka Allah akan mencintai kalian dan menghapus dosa-dosa kalian. …" (Q.S. Aal Imron ayat 31)

 Cinta kepada Nabi Muhammad sama dengan mencintai Allah. Dan dengan cinta itu, seseorang akan taat kepada Allah dan Rasul. Sementara iman adalah buah hasil ketaatan seseorang. Jadi, iman itu cinta; dan cinta itu iman.

 Maka dari itu, penting sekali menjaga iman kita. Sebab bila tanpa iman, rasanya tidak mungkin kita dapat mencintai Allah dan Rasulnya. Lantas bagaimana cara menjaga iman? Tentu dengan beribadah pada Allah. Menjauhi segala larangannya dan mendekati segala perintahnya.

 Cinta mengandung kesenangan dan keni’matan. Oleh sebab itu, seorang Muslim hendaknya beribadah dengan penuh kesenangan dan kenikmatan. Bukan karena terpaksa dan terburu-buru.

 Jadi, dimana pantasnya letak urutan cinta pada pasangan kekasih kalian? Tentunya jauh seteleh cinta pada Allah dan Rasulnya.

 

 

Kolom Komentar