Perjalanan
Sebaiknya kita mengetahui, saat ini sudah
sampai di stasiun (maqom) apa?
Bila sudah sampai di stasiun “ridho”, maka
tidak ada lagi stasiun, sudah tiba di tempat tujuan roji’un pengembalian diri kepada Sang pemilik yang penyayang.
Dari berasal suci kembali
suci, kembali menjadi baik.
Orang mencari
kepuasan nafsu menzolimi diri sendiri dan tidak sayang pada dirinya sendiri.
Mencari kepuasan nafsu tidak mendapatkan apa-apa, selain letih dan sengsara
abadi di akhirat.
Artinya di dunia letih berusaha mencari
kepuasan (sia-sia), di alam abadi (akhirat) menghuni neraka yang panas. (Q.S. Al-Ghoosiyah ayat
3-4)
Haus kekuasaan ini penyakit kyai dan pejabat, berlomba
berebut massa, mencari kebanggaan dan kepuasan nafsu yang tidak jelas (semu).
Bangunlah saudaraku! Jangan lelap dalam
ketidaksadaran. Bangun, buktikan anda baik, manusia berkwalitas (shaleh). Buktikan
anda rendah hati, berkemanusiaan yang beradab dan taat kepada pemilik diri
anda, Allah SWT.
Dengan demikian, anda akan mendapat ketenangan.
Sebenarnya kita mempunyai kekuatan besar
berupa energi, yaitu energi cinta, ialah energi cinta Allah. Tapi sayang,
manusia lebih mencintai isi dunia daripada Allah.
Allah penyayang, Dia akan mengabulkan doa
kita. Tetapi, karena sayang-Nya, Dia ganti permintaan kita yang berbahaya atau
berefek samping yang merugikan kehidupan dunia atau akhirat dengan sesuatu yang
bermanfaat untuk kita dan keluarga.
Apa yang akan diberikan dan kapan
memberikannya, Dia-lah yang tahu semua itu.
Yang sedang kita ni’mati sekarang
merupakan hasil doa pada masa lalu. Bersyukurlah kepada Allah SWT. Jangan
menunda sesuatu perbuatan yang baik, langsung kerjakan dan jangan dicicil.
Mau
diberi kesenangan, kenapa tidak mau?
Jangan terjebak oleh sifat dunia.
Mencintai dunia berarti memasuki gerbang kehancuran. Aneh yang betah di dunia.
Kolom Komentar