Nafsu
Asalamualaikum, sahabat prayers
Sahabat prayers, Bila kita menanggalkan pakaian
dunia dan tunduk kepada Allah, maka kita akan memahami dan menyadari dari
Allah, dengan Allah dan tentang Allah.
1.
Dari Allah –
wahyu dan akal.
2.
Maka kita berjalan dengan Allah, hidup selalu bersama Allah.
3.
Ma’rifat
selalu Nampak tentang Allah dan bayang-bayang Allah bersama kita.
Apapun
kebaikan yang kita lakukan, itu merupakan perpanjangan tangan Allah.
Allah
menyayangi ummat Nabi Muhammad SAW. Ummat-ummat terdahulu , misalnya ummat Nabi
Luth, Nabi Nuh dan lain-lain yang membangkang diazab oleh Allah.
Namun, ummat
Nabi Muhammad SAW kini melakukan kejahatan serupa mereka tetapi tidak diazab,
karena ditanggung Nabi maka tidak diazab, diberi waktu (kesempatan) untuk
bertaubat.
Bila diibaratkan lilin, maka:
·
Allah SWT
sebagai nuur yang merupakan sumber cahaya.
·
Rasulullah
sebagai sumbu yang merupakan penghubung cahaya.
·
Hamba
Allah/ Ahli Allah sebagai lilin yang merupakan pengntar cahaya (nafsu meleleh).
Ketiganya mesti digabungkan dan
menyatu. Lilin meleleh kesakitan, tetapi terang dan tenang. Ahli Allah terbakar
habis oleh api cinta, tetapi dia senang, ahli Allah rela menjadi lilin.
Bila nafsu kita yang menonjol,
kita tidak bisa menjadi lilin. Jadi, mesti ruh yang harus kita tonjolkan. Yang meleleh itu nafsu, kita hilangkan nafsu.
Nabi
Ibrahim AS tidak mempan dibakar karena sudah tidak merasa berbadan
Nafsu itu kebinatangan, tidak
mengenal diri sendiri, bikin sombong dan sadis.
Akal adalah perangkap untuk
menangkap nafsu itu.
Diri kita adalah medan perang
untuk menangkap binatang nafsu.
Sudah waktunya mendekati Allah,
dunia akan tamat dan sandiwara selesai.
Kolom Komentar